Thursday, May 23, 2013

Mengenal Komponen Sokbraker dan Fungsinya!


Selasa, 23 April 2013 16:10 WIB
Tematis Sokbraker Sepeda Motor
Yuk Mengenal Komponen Sokbraker dan Fungsinya!
http://gambar.otomotifnet.com/Kanal%20MOTOR/Tematis/2013/04-April/20130423-komponenSOK-2.jpgAda juga sok heavy duty yang diperlukan untuk mengangkut beban berlebih 
Jika dicermati dari sebutan, sokbreker atau shock absorber adalah part yang berfungsi meredam guncangan atau getaran. Alat ini mengubungkan antara sasis kendaraan dengan sumbu kendaraan. Tak ada perbedaan antara shock absorber dengan suspensi.

“Adanya shock absorber ini membuat getaran yang diterima kendaraan tak langsung diteruskan ke tubuh pengendara,” ujar Bima Aryo W., Marketing Supervisor – Kayaba Dept, PT Astra Otoparts. Tbk.

Tak hanya meredam, tapi fungsi sok alias shock juga menahan agar roda tetap berada dipermukaan lintasan. “Sebab fungsi sok juga untuk meningkatkan kestabilan, karena roda dapat terus maksimal menempel ke jalan,” ungkap Stefanus Arief Nugroho selaku Marketing Dept Head PT Showa Indonesia Mfg.

Nah, biar lebih kenal dengan komponen yang ada di shock absorber, baiknya bedah aja langsung. Biar mudah, kita bedah sok belakang. Oh ya! Sebelum itu, mungkin sobat kudu tahu juga. Sok breaker pertama kali diperkenalkan oleh J.M.M Truffault di sepedanya tahun 1898.

Tahun 1901, C.L Horock coba menghadirkan suspensi teleskopik hidraulis. Sampai sekarang, suspensi teleskopik yang digunakan pun masih menggunakan basis konsep dari sok ini. 

1. EYE
Mungkin, setiap pabrikan sok bisa menyebutnya dengan istilah yang berbeda-beda. Tetapi secara umum, banyak yang menyebut komponen ini dengan istilah Eye. Fungsinya, sebagai penahan atau dudukan sok breker dengan sasis kendaraan. Orang awam biasa sebut ‘anting-anting’.

Disebut eye, itu karena part ini memiliki bentuk bulat yang bagian dalamnya terdapat karet dan bushing untuk masuk ke dalam baut pemegang sok. Tiap motor, bisa memiliki diameter eye atau bushing yang berbeda. Tergantung dari pabrikan motor itu sendiri.

2. SPRING
Biasa disebut per atau pegas. Komponen yang punya bentuk ulir melingkar ini berfungsi menahan beban kendaraan dan memberikan fungsi elastisitas pada suspensi. Per ini, juga berfungsi buat menahan beban dan bantu proses rebound.

Kini, produsen sok juga membuat per dengan beragam kebutuhan pengendara. “Untuk modelnya, ada yang tipe linear dan progresif. Per juga bisa menentukan kebutuhan beban. Seperti sok tipe heavy duty, biasanya memiliki diameter ulir per lebih besar,” ujar Bima.

3. PISTON

Setiap shock absorber pasti dilengkapi dengan piston. “Piston ini, berfungsi mengatur kinerja sirkulasi oli yang ada di dalam tabung sok,” ujar Benny Rachmawan selaku Research & Development Mitra2000 selaku distributor Sok YSS di Indonesia.

Bagian piston yang ada di sok ini, terdiri dari beragam part juga. Misalnya, ring piston yang nahan kompresi tekanan di tabung. Ada juga beragam valve yang juga punya fungsi sama. Maka itu, peran piston lebih mengatur sirkulasi oli.

4. PISTON ROAD
Selain dikenal dengan piston road, komponen ini juga dikenal dengan sebutan main shaft atau as sok breker.

Fungsinya, bertugas sebagai jalur penopang dan dudukan piston. Terutama dibagian ujung. Nantinya, piston akan ditahan oleh mur yang berada di bagian paling atas main shaft.

Panjangnya piston road atau as sok ini, juga pengaruhi travel atau stroke sok. Ya, maksudnya, jarak main sok tergantung dari panjangnya as sok yang diaplikasi. Semakin panjang as, stroke juga semakin panjang. Githu juga sebaliknya.

5. DAMPER

Damper juga dikenal dengan cushion rubber. Part atawa komponen ini bertugas buat meredam entakan atau beban yang diterima ketika terjadi proses rebound. Maka itu, erat kaitannya antara damper dengan spring.

“Damper ini berfungsi meredam gaya ke atas dari elastisitas spring dan menambah fungsi spring,” sebut Arief. Terbayang dong jika sok tidak mengaplikasi damper. Pastinya, ketika terjadi proses rebound akan terdengar bunyi keras akibat benturan part yang satu dengan part lainnya.

6. TABUNG
Tabung sok berfungsi sebagai part penampung oli atau gas. Ketika sok bekerja, maka oli atau gas akan mengisi bagian luar tabung. Dalam perkembangannya, sekarang ini terbagi menjadi model mono tube dan double tube.

“Model double tube cenderung lebih kuat ketimbang model mono tube. Karena dari komposisi sok sendiri yang memang dirancang untuk seperti itu,” bilang Bima. Biasanya model mono tube memiliki tabung dibagian atas. Sedangkan double tube, umumnya berada dibagian bawah.

7. REBOUND ADJUSTER

Jika diperhatikan, beberapa sok yang memiliki teknologi terkini, kerap memberikan berbagai part untuk seting suspensi. Salah satunya, rebound adjuster. Fungsi part ini, untuk menghambat atau melancarkan sirkulasi oli.

“Semakin dihambat sirkulasi oli, maka rebound yang dihasilkan semakin lambat. Sebaliknya, jika dilancarkan, maka rebound semakin cepat,” ungkap Benny. Biasanya part ini memiliki ragam model rebound adjuster. Dan, kerap diaplikasi di sok untuk kebutuhan balap atau high performance.

8. EYE/YOKE
Lagi-lagi, tiap produsen sok bisa memberikan julukan berbeda untuk part ini. Salah satunya, dengan istilah Yoke. Tapi, biar mudahnya, sebut saja dudukan sok bagian bawah. Yoke ini, mengaplikasi bentuk dudukan sok bermodel U. Sebab kalau bulat, disebut dengan istilah eye.


Friday, May 3, 2013

CDI AC


Sistem Pengapian CDI-AC
Sistem CDI-AC pada umumnya terdapat pada sistem pengapian elektronik yang suplai tegangannya berasal dari source coil (koil pengisi/sumber) dalam flywheel magnet (flywheel generator).
Cara Kerja Sistem Pengapian CDI-AC
Pada saat magnet permanen (dalam flywheel magnet) berputar, maka akan dihasilkan arus listrik AC dalam bentuk induksi listrik dari source coil . Arus ini akan diterima oleh CDI unit dengan tegangan sebesar 100 sampai 400 volt. Arus tersebut selanjutnya dirubah menjadi arus setengah gelombang (menjadi arus searah) oleh diode, kemudian disimpan dalam kondensor (kapasitor) dalam CDI unit.
Dengan berfungsinya SCR tersebut, menyebabkan kapasitor melepaskan arus (discharge) dengan cepat. Kemudian arus mengalir ke kumparan primer (primary coil) koil pengapian untuk menghasilkan tegangan sebesar 100 sampai 400 volt sebagai tegangan induksi sendiri (lihat arah panah aliran arus pada kumparan primer koil).
Akibat induksi diri dari kumparan primer tersebut, kemudian terjadi induksi dalam kumparan sekunder dengan tegangan sebesar 15 KV sampai 20 KV. Tegangan tinggi tersebut selanjutnya mengalir ke busi dalam bentuk loncatan bunga api yang akan membakar campuran bensin dan udara dalam ruang bakar.
Terjadinya tegangan tinggi pada koil pengapian adalah saat koil pulsa dilewati oleh magnet, ini berarti waktu pengapian (Ignition Timing) ditentukan oleh penetapan posisi koil pulsa, sehingga sistem pengapian CDI tidak memerlukan penyetelan waktu pengapian seperti pada sistem pengapian konvensional. Pemajuan saat pengapian terjadi secara otomatis yaitu saat pengapian dimajukan bersama dengan bertambahnya tegangan koil pulsa akibat kecepatan putaran motor. Selain itu SCR pada sistem pengapian CDI bekerja lebih cepat dari contact breaker (platina) dan kapasitor melakukan pengosongan arus (discharge) sangat cepat, sehingga kumparan sekunder koil pengapian teriduksi dengan cepat dan menghasilkan tegangan yang cukup tinggi untuk memercikan bunga api pada busi.

PENGAPIAN


Sistem Pengapian (Ignition System)

Motor pembakaran dalam ( internal combustion engine ) menghasilan tenaga dengan jalan membakar cmpuran udara dan bahan bakar di dalam silinder . Pada motor bensin, Loncatan bunga ap pda busi diperlukan untuk menyalakan campuran udara bahan bakar yang telah dikompresikan oleh tork di dalam silinder. Sedangkan pada motor diesel udara dikompresikan dengan tekanan yang tinggi menjadi sangat panas,dan bila bahan bakar disemprotkan ke dala silinder,kan terbakar secara serentak. Karena pada motor bensin proses pembakaran di mulai oleh loncatan api tegangan tinggi yang dihasilkan oleh busi, beberapa metode diperlukan untuk menghasilkan arus tegangan tinggi yang diperlukan.
Sistem pengapian pada auto mobil berfungsi unuk menaikkan tegangan bateraimenjadi 10 KV atau lebih dengan mempergunakan ignition col dan kemudian membagi-bagikan teganagn inggi tersebut ke masing-masing busi melalui distributor dan kabel tegangan tinggi. Pada motor bensin, campuran udara dan bahan bakar yang dikompresikan didalam silinder harus dibakar untuk menghasilkan tenaga sistem pengapian berfungsi untuk membakar campuran udara dan bensin didalam ruang bakar pada akhir langkah kompresi. Sistem pengapian yang digunakan adalah pengapian listrik, dimana untuk mengahsilkan percikan api digunakan tenaga listrik sebagai pemercik api.

Komponen sistim pengapian
Baterai :
Sebagai sumber tenaga listrik

Ignition Switch :
Untuk memutuskan dan menghubungkan aliran listrik dari baterai ke koil.

Fuse :
Sebagai pengaman arus listrik